Prinsip kerja isolasi termal terutama mencakup aspek -aspek berikut:
Pemblokiran konduksi panas: Bahan isolasi seperti busa polystyrene, wol batu, wol kaca, dll. Memiliki konduktivitas termal yang rendah dan secara efektif dapat mencegah konduksi panas. Selain itu, penggunaan jendela isolasi seperti kaca kaca ganda dan kaca berlubang juga dapat mengurangi konduksi panas dan meningkatkan kinerja isolasi termal bangunan.
Penindasan konveksi panas: Dengan mengisi bahan isolasi di dinding, atap, lantai dan bagian lain, transfer panas konveksi udara berkurang. Penggunaan langkah -langkah seperti jendela isolasi dan strip penyegelan pintu dan jendela juga dapat secara efektif menekan konveksi panas dan meningkatkan efek isolasi termal bangunan.
Refleksi radiasi termal: Penggunaan bahan dengan reflektivitas tinggi seperti aluminium foil dan pelapisan logam dapat secara efektif mencerminkan radiasi matahari dan radiasi termal dalam ruangan, mengurangi penyerapan panas bangunan, dan meningkatkan efek isolasi termal. Langkah -langkah seperti awning dan pelapis isolasi termal juga dapat mengurangi radiasi termal bangunan.
Regulasi kapasitas panas: Penggunaan bahan dengan kapasitas panas yang besar seperti beton, batu bata dan ubin dapat mengatur perubahan suhu di dalam gedung. Penggunaan energi panas bumi dan energi matahari juga dapat secara efektif mengatur kapasitas panas bangunan dan meningkatkan efek isolasi.
Ada banyak jenis bahan isolasi, termasuk bahan isolasi tradisional seperti serat kaca, asbes, wol batu, silikat, dll., Serta bahan isolasi baru seperti nuansa aergel dan panel vakum. Bahan -bahan ini dapat dibagi menjadi tiga kategori sesuai dengan prinsip isolasi: bahan berpori, bahan reflektif panas dan bahan vakum. Bahan berpori secara efektif memblokir perpindahan panas melalui struktur berpori longgar dan gas konduktivitas termal rendah; Bahan reflektif panas mencerminkan panas melalui permukaan reflektivitas tinggi; Bahan Vakum Gunakan keadaan vakum untuk mengurangi perpindahan panas.
